Rabu, 20 Juli 2011

merakit komponen


Kegiatan Belajar : Merakit Komponen
a.      Tujuan
1)      Siswa dapat menjelaskan cara-cara menguji komponen.
2)      Siswa dapat membaca nilai-nilai komponen elektronika
3)      Siswa dapat merakit komponen elektronika sesuai dengan skema rangkaian
4)      Siswa dapat melakukan teknik penyolderan dengan baik

b.      Uraian Materi

Pada kegiatan belajar ini siswa mencoba untuk merakit suatu rangkaian catu daya pada papan rangkaian tercetak (PRT).

Rangkaian catu daya diperlihatkan pada Gambar 1, rangkaian ini berfungsi untuk menghasilkan tegangan searah (DC). Tegangan keluaran trafo sekunder disearahkan oleh dioda D1 – D4. Tegangan searah ini kemudian diratakan oleh kondensator C1. Agar tegangan keluaran catu daya stabil, dipasanglah suatu stabilisator yang terdiri  dari transistor BC 108 dan dioda zener D5. Tabel 5 menunjukkan daftar komponen dari rangkaian catu daya.

 Gambar 1. Skema Rangkaian Catu Daya


Tabel 5. Daftar Komponen Catu Daya
Komponen
Nomer
Jumlah
Dioda IN4002
D1 – D4
4
Dioda Zener 27 V
D5
1
Kodensator 4700 uF/50 V
C1
1
Kondensator 100 uF/50 V
C2
1
Kondensator 100 nF
C3
1
Transistor BC 108
Tr1
1
Resistor 560 Ohm
R1
1

Cara Perakitan Rangkaian
1.         Pembuatan Papan Rangkaian Tercetak
       Rangkaian catu daya ini dirakit pada papan rangkaian tercetak (PRT). Adapun cara atau proses pembuatan papan rangkaian tercetak (PRT) tersebut telah dijelaskan pada modul sebelumnya (Modul Membuat Jalur Papan Rangkaian Tercetak).
2.         Pelubangan Papan dan Pembersihannya
Ukuran lubang pada Papan Rangkaian Tercetak meskipun tidak kritis tapi cukup penting. Memaksa memasukkan kaki komponen ke dalam lubang yang terlalu kecil dapat merusakkan papan atau komponennya. Bila lubangnya terlalu besar, maka akan terlalu longgar dan hubungan soldernya bisa kurang baik. Lubang yang pecah tidak dapat dipasangi komponen.
3.         Perakitan
Setelah papan rangkaian tercetak tersebut selesai, mulailah dengan memasang komponen-komponen sesuai dengan Gambar 1. Pastikan bahwa komponen yang akan dirakit dalam kondisi bersih, kalau komponen tidak bersih, komponen tidak bisa melekat sewaktu di solder. Mulailah dulu dengan memasang komponen-komponen pasif seperti Resistor, Kondensator, Dioda, baru kemudian komponen aktifnya yaitu transistor. Yakinkan bahwa pemasangan diode, kondensator maupun transistor tidak terbalik polaritasnya.
4.         Penyolderan
Dalam penyolderan usahakan mempergunakan peralatan solder yang baik serta sesuaikan watt rating dari solder yang dipergunakan. Salah satu jenis alat penyolderan yang baik serta cara penempatan solder yang benar ditunjukkan pada Gambar 4.

 







Gambar 2.  Alat Penyolderan yang Baik dan Penempatan Solder yang Benar

Watt rating solder menunjukkan temperatur pada ujung solder (tip), watt rating solder ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Watt Rating Solder dan Temperatur Tip
Watt rating
Temperatur tip
20 Watts
550 – 750 ° F
25 Watts
600 – 800 ° F
30 Watts
650 – 850 ° F
35 Watts
700 – 900 ° F
40 Watts
750 – 950 ° F
50 watts
800 – 1000 ° F
60 Watts
850 – 1150 ° F

 Salah satu kesulitan ketika melakukan penyolderan komponen pada papan rangkaian adalah terkelupasnya lembaran tembaga karena panas yang berlebihan. Ini dapat dicegah dengan menggunakan teknik penyolderan seperti ditunjukkan pada Gambar 5. Dimulai dengan memberikan timah pada ujung (tip) besi solder, hal ini akan membantu mempercepat pemindahan panas dari ujung solder. Selanjutnya letakkan besi  solder pada pad dan kaki komponen (Gambar 5b.). Keduanya harus dipanasi. Setelah sambungan dipanasi biasanya satu sampai dua detik akan terdapat lebih banyak timah pada sambungan. Bila koneksi dipanasi secukupnya, maka timah akan mengalir dengan baik ke pad dan kaki komponen.



                            (a)                                                       (b)                                           
Gambar 3.
Teknik Penyolderan Komponen pada Papan Rangkaian Tercetak
(a)  Bubuhkan Timah pada Ujung Besi Solder
(b) Letakkan Besi Solder pada Posisi yang Memanasi Pad dan Kaki Komponen

Ciri-ciri dari hasil penyolderan yang baik antara lain : hasil solderan mengkilat, timah menutup kaki komponen dengan kuat, timah tidak terlalu banyak. Hasil penyolderan dengan teknik penyolderan yang salah serta yang benar ditunjukkan pada Gambar 6. 







Gambar 4. Hasil  Penyolderan Komponen pada PRT
                                     (a) Kaki Komponen Tidak Dipanasi Dahulu
                                     (b) Papan Tidak Dipanasi Dahulu
                                     (c) Solderan yang Baik.
c.  Lembar Latihan
1.      Apakah yang perlu diperhatikan saat anda merakit komponen elektronika ?
2.      Sebutkan langkah-langkah penyolderan yang benar !
3.      Sebutkan urutan penyolderan yang benar !
4.      Rakitlah rangkaian catu daya yang terdapat pada Gambar 1 pada papan rangkaian tercetak !



1 komentar: